Cerpen karya Syamsul Bachri (Guru Perbatasan)


Status                          : Sudah Diterbitkan di Majalah GERBANG Tarakan UBT.
Karya                          : Syamsul Bachri
Tema                           : Kearifan budaya lokal
Alur/plot                      : Campuran
Latar                            : Guru yang berada didaerah pedalaman
Tokoh utama               : Pak guru ule
Tokoh sentral              : Ilham (sahabat ule)
Tokoh pembantu         : Istri ule, anak laki-laki ule, kepala sekolah dan murid ule.

“ Guru Perbatasan ”
 “Ule”, itu adalah nama seorang guru yang berada di daerah suku punan, bisa dikatakan desa yang sangat jauh dari daerah perkotaan, “desa pedalaman”. Long buang itu nama desa kecil yang dibanggakan oleh guru SD seperti ule, karena desa long buang sangat kaya akan alam. Di desa long buang apa saja bisa dicari asalkan berbau alam. berburu hewan payau adalah hobi ule, bermodal senjata kaleber laras panjang rakitan sendiri, dia bisa membawa pulang payau hasil tangkapannya. Ule adalah laki-laki yang sabar,tabah, paling suka makan pucuk singkong yang ditumbuk halus dengan alat penumbuk. mereka menamakan alat penumbuk itu lesung terbuat dari kayu ulin berbentuk petak ditengahnya ada lubang yang semakin dalam semakin kecil lubang itu. Mereka menamakan makanan itu tung ubi meca. Pucuk singkong yang ditumbuk halus dan ditumis, tentunya menghaluskannya menggunakan penumbuk lesung. Itu adalah makanan kesukaan ule dia sangat lahap jika lauknya tung ubi meca. Ule sangat ramah terhadap orang disekitar tempat tinggalnya, dia juga orang yang sangat berbudi pekerti luhur.
SD tungun paku itu nama sekolah tempat ule mengajar. Setiap pagi ule mendidik anak-anak kampungnya agar menjadi anak-anak yang cerdas. Ule hanya ingin menaikan derajat orang kampung agar tidak buta huruf, setidaknya bisa membaca dan menulis agar tidak mudah tertipu bila suatu saat pergi kekota. Di kampung ule yaitu desa long buang, sangat melekat adat istiadat suku dayak, telinga yang berlubang besar bergelantungan banyak besi bundar sebagai anting, tato ukiran dayak ditangan dan dikaki, itu menjadi cirihas orang tertua didesa ule yaitu suku dayak.
Ule mengajar dengan penuh ikhlas dan sangat bersemangat, dia mengajarkan murid-muridnya mulai dari pelajaran menghitung samapai berbahasa indonesia yang baik dan benar. Dikampung ule sudah jadi tradisi mengajar dengan bahasa daerah (dayak) bercampur bahasa indonesia . karena murid-muridnya tidak terlalu paham dengan bahasa indonesia yang baik dan benar. Ule sebagai pelopor mendidik dan mengajarkan mereka berbahasa indonesia walau perlahan. murid ule belum menggunakan seragam sekolah karena sekolah mereka tidak terlalu dihiraukan oleh pemerintah. jarak yang membuat itu bermasalah, karena dari desa long buang membutuhkan 1 hari perjalanan mengunakan perahu kecil bermesinkan ketinting 15 PK untuk tembus kekota. Air sungainya dangkal penuh dengan batu-batu sehingga membentuk seperti giram kecil. Kampung ule tidak dapat ditembus dengan perahu besar karena airnya dangkal. Tetapi ule tidak pernah mengeluh dengan semua itu, malah dia semakin bersemangat mengajar untuk murid-murid tersayangnya walau gaji seorang guru terbatas untuk memberi hidup keluarganya. Ule hanya mengharap kebijakan pemerintah  untuk memperbaiki sekolah tempat mereka mengajar yang sudah bocor dan rusak serta menaikan gaji guru, khususnya guru yang berada didaerah pedalaman seperti ule.  Bukan ule namanya kalo tidak mau berjuang keras, karena ule adalah tipekal orang yang suka bekerja keras.  
Selain mengajar ule setiap pulang sekolah mencari ikan dengan jala buatannya sendiri, tidak lupa dia membawa dulang dipunggungnya, persiapan untuk mencari emas. Desa long buang sangat  kaya dengan kekayaan alamnya selain mencari emas ule juga seorang petani yang rajin bercocok tanam. Saat menjala ikan dan mencari emas ule tidak lupa membawa istri dan anak laki-lakinya, mereka biasa menggunakan perahu kecil dan mesin ketinting untuk melawan arus yang sangat deras. Canda dan tawa selalu menghiasi keluarga kecil itu. Ule juga mengajarkan anaknya menjala agar suatu saat nanti anaknya bisa mencari ikan menggunakan jala. Saat ikan mulai berkurang dan emas mulai susah didapatkan musim bercocok tanampun tiba, biasanya dikampung ule mempunyai tradisi bergotong royong untuk bercocok tanam. caranya bergantian dari ladang satu keladang lainya, masyarakat desa long buang sangat berjiwa sosial, Penuh semangat dan mau bekerja keras. Pada saat musim bercocok tanam semua warga kampung sibuk dengan ladang mereka masing-masing, biasanya sekolah diliburkan agar anak-anak bisa membantu orang tuanya.
 Nugal itu bahasa keren mereka untuk bercocok tanam didaerah pergunungan, sehingga beras itu dinamakan beras gunung. Warga kampung harus melakukan hal itu karena kebutuhan untuk tetap bertahan hidup, biasanya bila panen tiba mereka menaruh hasil panen mereka di lumbung padi yang sengaja dibuat untuk menampung padi yang sudah dipanen agar memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ule mulai membuat ribuan lubang ditanah berbukit miliknya, sang anak dan istri tugasnya menabur benih kedalam lubang tersebut agar menghasilkan padi  yang harum dan enak, alam yang membuat bibit itu subur. Berbeda dengan menanam padi disawah kita harus menyemai padinya terlebih dahulu, sedangkan dikampung ule hanya membersihkan dan membakar dedaunan dan pohon yang sudah kering serta tumbang , karena ditempatnya daerah perbukitan itulah yang menjadi pupuk alam mereka. ule dan istrinyapun semakin sering menunggui benih padi mereka agar tidak dimakan hewan liar. Semakin lama padi itu sudah siap untuk dipanen. Ule dan istri sangat senang kerena hasil panennya kali ini memuaskan, tidak lupa ule bersedekah kepada orang yang tidak mempunyai ladang, ule membagi hasil panennya dengan tulus dan ikhlas. Inilah cara tuhan membagikan rezeki untuk umatnya dari tangan seperti ule pantas membagi rezeki tuhan itu.
Setelah usai masa bercocok tanam tiba saatnya ule bertugas sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yaitu sebagai guru. Ule mengajar anak anak didiknya seperti biasa, dengan semangat, dengan canda dan tawa, anak-anak yang riang gembira. Itu sudah mewakili rasa haru hara yang beriak didalam jiwa ule. Saat sepulangnya ule dari mengajar, ule bertemu dengan teman lama dari kota yang mengadakan penelitian tentang budaya suku dayak didesa long buang. Teman ule itu bernama ilham, dengan sepontan ule mengajak ilham berbincang tentang masa-masa mereka sekolah dulu, tentang kenakalan, sering bolos, sering ngerjain guru saat guru mengajar, semua itu membuat ule tertawa lepas. Seakan-akan beban yang bertumpuk hilang begitu saja dengan tawa yang lepas tak tentu arah.
Ule mengajak ilham berbincang-bincang kerumahnya sambil berjalan mereka sambil bercerita. Setibanya dirumah ule, mereka berdua duduk berlesehan, ule pun berteriank kencang dan gembira, uwe….. oh we….. itu adalah panggilan ule terhadap istrinya, salah satu bahasa dayak yang artinya ibu. Istrinyapun keluar dan berbahasa daerah dayak “inu iko mengin-mengin ake”, yang artinya  ada apa kamu pangil-panggil saya? Ule berkata “uyan sungai areng” yang artinya buat air minum dulu untuk tamu. Istrinya pun bergegas untuk membuatkan kopi khas dayak yang diolahnya sendiri sehingga menjadi bubuk kopi yang dasyat rasa enaknya, beraromakan jahe segar. Kopi itupun disodorkan kepada ilham, ilham berkata kopi apa ini kok terasa segar dan wangi. Segera mencicipi kopi khas dayak itu dan berkomentar sedap sekali rasa kopi ini, tentu saja sahut ule dengan bangga. Kopi itu buatan istriku yang menjadi khas desa long buang ini, kau tau ilham aku sekarang menggajar Sekolah Dasar di kampung ini. Oh begitu sahut ilham, apa muritmu pintar-pintar kaya gurunya? Muridku sangat cerdas dan kreatif yah tidak kalah dengan anak-anak dikota sana lah !!!. ohhhh ia aku ingat kemaren saya melihat pengguguman ada lomba cerdas cermat antar sekolah dasar dikota seru ilham, bagai mana murid-muridmu kau adu sobat dengan anak-anak sekolah dasar dikota sana. Kalau menang sekolahmu akan dikenal dikalangan kota dan tidak diremehkan. Tapi jika kalah ini akan jadi pengalamanmu dan murid-muridmu  yang pertama. Bagaimana saudaraku apakah tertarik? kalau yah aku akan membantumu saudara. Urusan pendaftaran aku yang urusnya dikota. Setuju. Ule menjawab dengan semangat 45 sangat setuju, aku akan buktikan orang kampung itu tidak sebodoh seperti perkiraan orang kota. Mereka berdua tertawa dengan histeris.
Setelah SD Tungun Paku terdaftar sebagai peserta cerdas cermat, ule semakin semangat mengajarkan anak-anak didiknya agar menjadi siswa yang cerdas pikiran dan batin. Sehingga tidak membuat malu sekolah mereka. Ule memilih siswa yang terlihat menonjol di sekolah tempat ia mengajar, memilih beberapa untuk perwakilan mengikuti cerdas cermat dikota. Ule sebagai guru pembimbing mereka, berusaha lebih giat untuk kemajuan sekolah dan siswa-siswanya. Ilham mengkabari lewat surat yang dititipkan lewat orang kampung disamping rumah ule, kebetulan bertemu dipelabuhan. Ilham mengkabari bahwa cerdas cermat tinggal dua minggu lagi, tempat dan alamat diseleggarakan cerdas cermat itu telah dilampirkan ilham lewat surat itu.
Ule semakin keras melatih anak-anak agar mencapai hal yang benar-benar memuaskan. Hari demi hari ule terus mengajarkan anak-anak didiknya dengan penuh semangat, dengan didukung kemandirian dari anak-anak didiknya, tanpa disuruh anak-anak didiknya belajar dengan tekun dirumah mereka masing-masing hingga hari yang ditunggu-tungu semakin mendekat. semakin lama anak-anak menjadi percaya diri, dan ingin membuktikan bahwa mereka bukan duri di dalam daging. Hingga hari yang telah dinanti-nanti mereka telah tiba, ule mengumpulkan anak-anak yang akan ikut bertanding. Kepala sekolah SD tungun paku sangat gembira karena anak-anak didikkan dari sekolahnya sangat semangat mengikuti cerdas cermat tersebut.  Ule sebagai guru pembimbing meminta restu dari kepala sekolah agar mendoakan mereka dan mensuport supaya membawa nama baik dan piala kesekolahan mereka.
Berangkatlah ule dan rombonggannya, menuju kota, anak-anak bersorak gembira karena sebentar lagi akan melihat kota yang besar. Sepanjang jalan anak-anak dipimpin ule menyanyikan lagu-lagu perjuangan indonesia. Agar anak-anak tidak merasa jenuh dengan perjalanan yang jauh ini.
Sore haripun telah menurunkan sinarnya, langit terlihat merah, sangat sejuk dipandang mata, sehingga hati tak mampu mengungkapkan apa arti keindahan dilangit itu. Ini yang dinamakan rahasia alam semesta yang diciptakan oleh tuhan maha pencipta segalanya. Sore itu rombongan ule sampai kekota yang penuh dengan kendaraan yang seperti semut, ule binggung membawa anak-anak menyebrang jalan. Anak-anakpun matanya tersorot keatas melihat gedung-gedung yang tinggi karena dikampung mereka tidak ada hal seperi yang mereka lihat, hanya pohon yang menjulang tinggi. Salah satu anak bertannya kepada ule, pak itu namanya pohon apa pak menunjuk kearah gedung ? ule pun merasa kaget dan sedikit lucu, dengan perlahan ule menjelaskan. Itu namanya gedung nak yang terbuat dari pasir, semen, dan bebatuan alam bukan pohon. Mengerti…? , anak itupun mengagguk. Tak terasa lama perjalanan akhirnya mereka sampai dengan berjalan kaki, mereka sangat disambut dengan senyuman hangat dari para penitia dan menunjukkan tempat untuk SD tungun paku. Sambil menunggu acara dimulai, ule menceritakan dongeng anak-anak buat mereka, tujuanya menghilangkan gugup anak-anak.
Asik bercerita acarapun dimulai dan memanggil setiap perwakilan untuk memenuhi tempat yang telah disediakan, setelah sambutan dari ketua panitia, cerdas cermatpun mulai diselenggarakan. Pertanyaan pertama hingga babak pertama selesai SD tungun paku belum menjawab satupun  pertanyaan yang diberikan, ule menjadi risau dan gelisah. Ule memberikan semangat dan tepuk tanggan untuk murid-muridnya. Anak-anak didiknyapun mulai tersenyum dengan menatap semangat diraut wajah sang guru.  Babak kedua pun dimulai dan pertanyaanpun di lemparkan, kali ini berbeda dari sebelumnya SD tungun paku membabat habis soal-soal yang diberikan tak memberi kesempatan pada SD lain. Begitu juga dengan babak terakhir, pertanyaan semua terbabat hingga sisa pertanyaan yang terkhir. keadaan menjadi sunyi senyap, tidak ada yang bisa menjawab. Tiba-tiba bel SD tungun paku berbunyi dan menjawab pertanyaan dengan sempurna. Pertandinganpun usai, sehingga juri berembuk untuk menentukan siapa yang menjadi juara. 30 menit telah berlalu dan juripun kembali keposisi masing masing, salah satu juri naik keatas panggung menggugumumkan sang juara.
Setelah menyampaikan sepatah dua patah kata juri membacakan hasil dari rapat. Juara tiga dari SD tawakal penonton bersorak, juara dua dari SD nurul huda, juara faforit dari SD batu karang, dan juara satu….  penontonpun mulai senyap dengan suara lantang juri menyebutkan nama. Adalah…….SD…Tungun Paku. Ule pun terloncat dari kursinya bersorak dengan gembira, senyum menghiasi wajah anak-anak yang riang gembira. Semua itu hasil kerja keras mereka selama ini, membuahkan hasil yang sangat baik.
Ule pun pulang dengan membawa segumpal rasa bangga yang luar biasa, piala,piagam, serta uang pembinaan dipakai untuk memperbaiki ruangan kelas mereka yang sudah rusak dimakan waktu, sedangkan piala dan piagam dipajang diruangan kepala sekolah untuk pertama kalinya sekolah itu membawa berkah dan sejuta semangat yang begitu berapi-api.
Selanjutnya ule sang guru pedalaman melanjutkan kegiatanya menjadi seorang pahlawan tanpa tanda jasa, penuh semangat, penunh perjuangan dan penuh dengan keceriaan serta kerja keras untuk sekolah tungun paku.
“TAMAT”


                                                           

















1BD91A77


E2F6A29D







                                                                                                                                               


Lampiran
Curriculum vitae

Data Personal
Nama                           : Syamsul Bachri
Tempat/Tgl Lahir        : Tanjung selor, 08 Agustus 1987
Jenis Kelamin              : Laki-Laki
Alamat                        : jln.mamburungan kampung 4 tarakan timur
Hobby                         : Mancing Ikan
Telpon                         : 08524600615

Pendidikan
2008 – sekarang          : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Borneo Tarakan
2002 – 2005                : SMKN 1 Tanjung selor, Kabupaten Bulungan
1999 – 2002                : MTSN Tanjung Selor, Kabupaten Tanjung Selor
1992 – 1999                : SDN Batali Banjarmasin Kecamatan Barabai
Organisasi                 
2010 – Sekarang         : Anggota Persatuan Mahasiswa Kabupaten Bulungan
2010 – Sekarang         : Anggota Bulungan Music Community (BMC)
2010 – 2011                : Ketua Seni Minat dan Bakat Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Univ.Borneo Tarakan
2009 – 2010                : Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Seni FKIP
2006 – 2008                : Anggota Komunitas Muda Kreatif (KOMET)
Univ.Borneo Tarakan
Ekstra kurikuler
1.      Pernah megikuti Drumband SMKN 1 Tanjung Selor (Trompet T1)
2.      Pernah memerankan Vidio Drama dengan judul elegi cinta nurmala
3.      Vocalis band Underhead hingga sekarang
4.       Aktifis UBT.

a



UTS Praktik Pementasan Drama. Syamsul Bachri.


TUGAS UTS
NAMA  : SYAMSUL BACHRI
NPM      : 08.601020.016
MK         : PRAKTIK PEMENTASAN DRAMA

1.       Apa yang dimaksud dengan drama jelaskan pengertian drama?
Jawaban : 
Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak, suatu aksi dan ekspresi atau perbuatan” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya.
2.       Bagaimana cara pembagian drama jelaskan?
Jawaban :
Drama dapat dibagi menjadi beberapa bagian

a.       Melodrama
Melodrama adalah lakon yang sentimental, dengan tokoh dan cerita yang mendebarkan hati dan mengharukan. Penggarapan alur dan penokohan yang kurang dipertimbangkan secara crmat, maka cerita yang dilebih-lebihkan sehingga kurang m,eyakinkan penonton.

b.       Tragedy
Tragedi atau drama duka adalah drama yang melukiskan kisah sedih yang besar dan agung tokoh-tokohnya terlibat dalam bencana besar. Tokoh-tokoh tersebut dalam kisah bencana ini penulis nsakah mengharapkan agar penontonya memandang kehidupan secara optimis. Pengarang secara bervariasi ingin melukiskan keyakinannya tentang ketidak sempurnaanya manusia. Pengarang berusaha untuk menempatkan dirinya secara tepat dalam kemelut kehidupan manusia itu. Kenyataan hidup yang dilukiskan berwarna romantis atau idealistis, sebab itu lakon yang dilukiskan seringkali mengungkapkan kekecewaan hidup karena pengarang mengharapkan sesuatu yang sempurna atau yang paling baik dari hidup ini.

c.       Komedi
Komedi adalah drama ringan yang sifatnay menghibur dan didalamnya terdapat dialog kocak yang bersifat menyindir dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Lelucon bukan tujuan utama dalam komedi, tetapi drama ini bersifat humor dan pengarangnya berharap akan menimbulkan kelucuan atau tawa riang. Kelucuan bukan tujaun utama, maka nilai dramatic dari komedi (meskipun bersifat ringan) masih tetap dipelihara. Nilai dramatik tidak dikorbankan untuk kepentingn untuk mencari kelucuan


d.      Dagelan Farce  
Dagelan adalah banyolan. Seringkali jenis drama ini disebut dengan komedi murahan atau komedi picisan atau komedi ketengan. Sering pula disebut tontonan konyol atau tontonan murahan. Dagelan adalah drama kocak dan ringan dan tidak berdasarkan perkembangan struktur dramatik dan perkembangan cerita sang tokoh. Isi cerita dagelan ini biasanya kasar, lentur dan fulgar.

3.       Coba jelaskan tentang  teknik pementasan drama?
Jawaban :
Untuk menghidupkan peran dipentas, peralatan teknis akan membantu. Peralatan tersebut meliputi: pengaturan pentas atau Stage, dekorasi (secenery) tata lampu (lighting), tata suara (sound sistem) dan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pentas.

4.       Coba jelaskan tentang tatarias dalam pementasan drama?
Jawaban :
Tata rias adalah seni yang menggunakan bahasa kosmetika untuk menghasilkan atau menciptakan wajah peran, sesuai dengan tuntutan lakon. Fungsi pokok tata rias adalah merubah watak seseorang baik dari segi fisik, psikis dan sosial. Fungsi bantuan rias adalah untuk memberikan tekanan terhadap perannya. Jika rias menuntut berperan sebagai fungsi pokok maka, berarti mengubah diri aktor ke dalam peran yang lain dari dirinya sendiri. Peran rias ini akan Dibantu Oleh Tata Sinar Dan Jarak Antara Pentas Dan penonton.

5.       Sebutkan apa saja yang diperlukan dalam pementasan drama dan jelaskan tentang pementasan drama?
Jawaban :
 Dalam pementasan drama properti sangat berperan penting selain pendukung pementasan property juga dapat digunakan sebagai aksi panggung, cintoh: lampu sorot, lampu letting, meja, pedang, kursi, serta media-media yang dapat membantu berjalannya suatu drama.
Pementasan drama merupakan karya kolektif yang dikoordinasikan oleh sutradara, yaitu pekerja teater yang dengan kerja kecakapan dan keahliannya memimpin actor-aktris dan pekerja teknis dalam pementasan. Selain itu, adapula produser yang memberikan biaya pementasan dan menejer yang mengatur pelaksanaan pementasan.

Makalah Teori Belajar Bahasa Syamsul Bachri


MAKALAH
TEORI BELAJAR BAHASA

BELAJAR BAHASA DENGAN
BEBERAPA METODE



Oleh:
Kelompok 5

1. Syamsul Bachri
2. rosalia
                                                            3. dewi
                                               



logo borneo







Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Borneo
2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , atas segala nikmat , taufik , dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah Belajar Bahasa Dengan Beberapa Metode ini dapat berjalan dengan baik .
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Teori Belajar Bahasa yang telah diberikan . Dengan tersusunnya makalah ini ,maka pada kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan / usulan untuk perbaikan .
Untuk lebih sempurnanya makalah ini ,saya masih sangat memerlukan saran dan kritik dari pembaca , mengingat saya menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat kekurangan . Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca , amin .













BAB I
                                                                         PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Salah satu sarana untuk mencapai tujuan pembangunan nasional adalah melalui pendidikan yang akan menghasilkan manusia-manusia pembangunan yang cerdas dan terampil, yang menjadi tujuan pendidikan nasional. Di dalam tahap MPR RI. No. 11/MPR 1988 (GBHN) tercantum bahwa :
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, bertanggungjawab, mandiri,   cerdas, dan terampil, serta sehat jasmani dan rohani (Sekretariat Negara RI Undang-undang Dasar P4 GBHN 103).

Sebagai konsekuensi dari tujuan tersebut di atas, maka seyogianya pemerataan pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan kunci utama dalam menyukseskan pembangunan di bidang pendidikan. rendahnya kualitas pendidikan ditandai oleh rendahnya hasil belajar yang dicapai pelajar atau siswa. Menurut hasil penelitian Tim Penilaian dari badan penelitian dan pembangunan pendidikan dan kebudayaan (BP3K) mengatakan bahwa “salah satu sebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah cara guru mengajar yang kurang baik di berbagai tingkat sekolah” (Muh. Al Guru, 1989).

Dalam konteks pendidikan formal kegiatan utama pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar, dengan kata lain kegiatan belajar mengajar merupakan inti proses dalam pendidikan yang paling utama. Jadi, yang utama dalam upaya kebaikan adalah meliputi semua komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar seperti guru, murid, tujuan, metode, materi ajar, dan waktu yang dikelola dengan baik agar setiap komponen dapat berperan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Untuk melaksanakan suatu proses belajar yang efisiens dan efektif sesuai dengan tuntutan zaman tidak mungkin dicapai hanya karena metode yang bersifat komunikatif satu arah, melainkan metode yang bersifat multi arah yakni antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.

Pada dasarnya dalam melaksanakan pembelajaran faktor yang paling mempengaruhi adalah lingkungan dan iklim. Pembelajaran haruslah menarik dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajarannya. Berbeda dengan Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah Makassar yang masih menerapkan pembelajaran yang konvensional yaitu pembelajaran yang dilakukan di kelas dengan metode ceramah. Sekolah ini juga mempunyai karakteristik siswa yang beragam. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk meneliti penerapan pembelajaran yang dapat menciptakan situasi belajar yang efektif, dapat memotivasi siswa atau merangsang siswa untuk belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Adapun penerapan yang dimaksud peneliti adalah pembelajaran umpan balik yaitu pembelajaran yang memberikan informasi kembali atau inforcement tentang hasil yang diperolehnya pada saat ulangan, dengan itu mereka dapat mengetahui apakah telah atau belum mengerti tentang apa yang diajarkan. Dengan ini dapat memberikan penguat pada mereka atau siswa untuk penampilan yang berhasil.

B.     RUMUSAN MASALAH

a.      Bagaimana belajar bahasa dengan beberapa metode?

C.    TUJUAN

a.      Agar dapat memahami metode-metode yang digunakan dalam belajar bahasa





BAB II
LANDASAN TEORI

A. Hakikat Metode Pembelajaran Bahasa
Apa sesungguhnya metode itu ? Jika kita mencoba memperhatikan berbagai metode yang ada sekarang, pertanyaan yang timbul ialah apakah sesungguhnya metode itu ? Jawaban terhadap pertanyaan ini tampaknya tergantung pada orang yang memberi jawabannya. Ada sebagian yang mengatakan “penentuan bahan yang akan diajarkan”, adapula yang mengatakan “cara-cara penyajian bahan”, dan sebagainya.Yang jelas apa yang dinamakan metode itu mencakup beberapa faktor, yaitu penentuan bahan, penentuan urutan bahan, cara-cara penyajian, dan sebagainya semuanya itu dilandaskan pada suatu sistem tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Ada kalanya seorang pengajar perlu menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu. Dengan variasi beberapa metode selain tidak membosankan, pada suatu saat dapat mengatasi kekurangan pengajar dalam hal-hal tertentu. Tak ada satu metodepun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain. Setiap metode mempunyai karateristik tertentu dengan segala kelebihan serta kelemahan masing-masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi tidak tepat untuk situasi lain. Juga suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan tertentu, tetapi ada kalanya belum berhasil dengan baik jika digunakan oleh pengajar lain.

B. Metode
Pembelajaran Bahasa

            Pada dasarnya antara metode pembelajaran bahasa dan metode-metode lain, tak banyak bedanya. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah apa yang dimaksud oleh tujuan pembelajaran itu sendiri. Semua situasi pembelajaran, apakah baik atau jelek, mencakup beberapa aspek; yaitu, a) pemilihan bahan, b) peningkatan bahan dan c) cara-cara penyajian mated pembelajaran serta cara-cara pengulangan mated tersebut..

a. Pemilihan materi perlu dilakukan,
 karena tidaklah mungkin membelajarkan semua hal yang tercakup dalam bidang ilmu yang sangat luas itu. Oleh karena itu terpaksa perlu diadakan pemilihan, mana diantaranya yang diajarkan sesuai dengan tujuan pembelujaran yang akan dicapai. Peningkatan dan penentuan urutan pemberian materi secara sekaligus diajarkan. Dalam hal ini terpaksa pembelajaran bagian-bagian tertentu lebih dulu dad bagian-bagian yang lain. Cara-cara penyajian materi perlu dipikirkan karena tak mungkin diajarkan sesuatu dengan hasil baik jika tidak dipikirkan cara-cara penyajian mana yang dapat memperoleh hasil sebagaimana yang diinginkan oleh tujuan yang ingin dicapai. Pengulangan pemberian materi perlu diberikan, karena tak mungkin mempelajari sesuatu keterampilan hanya dari satu contoh. Semua keterampilan akan tergantung pada frekuensi latihan yang diperoleh.

b. Apakah bahasa itu ?
Bahasa adalah suatu pengertian yang luas dan kompleks. Bahasa adalah suatu sistem.Pertama adanya sistem bunyi. Sistem bunyi ini kenyataannya membentuk sistem bentuk. Dalam pemakaiannya sistem bentuk membentuk sistem struktur. Akhirnya sistem sistem itu membentuk sistem arti. Sistem-sistem ini dianalisis untuk dapat menentukan apa yang harus diajarkan. Analisis Itu Akan menghasilkan :
1. Adanya bunyi-bunyi bahasa
2. Adanya bunyi-bunyi bahasa yang mempunyai arti.
3. Adanya bentuk-bentuk yang mempunyai arti
4. Adanya jenis-jenis urutan tertentu jika bentuk-bentuk yang mempunyai arti itu muncul  bersama-sama.
5. Adanya sistem bentuk-bentuk dan pola-pola urutan membentuk unit-unit arti.
C. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran Bahasa
1) Metode Audiolingual
Metode audiolingual sangat mengutamakan drill (pengulangan). Metode itu muncul karena terlalu lamanya waktu yang ditempuh dalam belajar bahasa target. Padahal untuk kepentingan tertentu, perlu penguasaan bahasa dengan cepat. Dalam audiolingual yang berdasarkan pendekatan struktural itu, bahasa yang diajarkan dicurahkan pada lafal kata, dan pelatihan pola-pola kalimat berkali-kali secara intensif. Guru meminta siswa untuk mengulang-ulang sampai tidak ada kesalahan.  Langkah-langkah yang biasanya dilakukan adalah :
(a) penyajian dialog atau teks pendek yang dibacakan guru berulang-ulang dan siswa menyimak tanpa melihat teks yang dibaca,
(b) peniruan dan penghafalan teks itu setiap kalimat secara serentak dan siswa menghafalkannya,
(c) penyajian kalimat dilatihkan dengan pengulangan,
(d) dramatisasi dialog atau teks yang dilatihkan kemudian siswa memperagakan di depan kelas, dan
(e) pembentukan kalimat lain yang sesuai dengan yang dilatihkan



2) Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikkan ke dalam tujuan konkret yang merupakan produk akhir. Sebuah produk di sini dimaksudkan sebagai sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis, diutarakan, atau disajikan ke dalam nonlinguistis. Sepucuk surat adalah sebuah produk. Demikian pula sebuah perintah, pesan, laporan, atau peta, juga merupakan produk yang dapat dilihat dan diamati. Dengan begitu, produk-produk tersebut dihasilkan melalui penyelesaian tugas yang berhasil.  Contohnya menyampaikan pesan kepada orang lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan itu dapat dipecah menjadi:
(a) memahami pesan,
(b) mengajukan pertanyaan untuk menghilangkan keraguan,
(c) mengajukan pertanyaan untuk memperoleh lebih banyak informasi,
(d) membuat catatan,
(e) menyusun catatan secara logis, dan
(f) menyampaikan pesan secara lisan. Dengan begitu, untuk materi bahasan penyampaian pesan saja, aktivitas komunikasi dapat terbangun secara menarik, mendalam, dan membuat siswa lebih intensif.
3) Metode Produktif
Metode produktif diarahkan pada berbicara dan menulis. Siswa harus banyak berbicara atau menuangkan gagasannya. Dengan menggunakan metode produktif diharapkan siswa dapat menuangkan gagasan yang terdapat dalam pikirannya ke dalam keterampilan berbicara dan menulis secara runtun. Semua gagasan yang  disampaikan dengan menggunakan bahasa yang komunikatif. Yang dimaksud dengan komunikatif di sini adalah adanya respon dari lawan bicara. Bila kita berbicara lawan bicara kita adalah pendengar, bila kita menulis lawan bicara kita adalah pembaca.
4) Metode Langsung
Metode langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adalah belajar yang langsung menggunakan bahasa secara intensif dalam komunikasi. Tujuan metode langsung adalah penggunaan bahasa secara lisan agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah seperti penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat.  Siswa diberi latihan-latihan untuk mengasosiasikan kalimat dengan artinya melalui demonstrasi, peragaan, gerakan, serta mimik secara langsung.
5) Metode Partisipatori
Metode pembelajaran partisipatori lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukkan sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa dapat menemukan hasil belajar. Guru hanya bersifat sebagai pemandu atau fasilitator.  Dalam metode partisipatori siswa aktif, dinamis, dan berlaku sebagai subjek. Namun, bukan berarti guru harus pasif, tetapi guru juga aktif dalam memfasilitasi belajar siswa dengan suara, gambar, tulisan dinding, dan sebagainya. Guru berperan sebagai pemandu yang penuh dengan motivasi, pandai berperan sebagai moderator dan kreatif. Konteks siswa menjadi tumpuan utama.
6) Metode Membaca
Metode membaca bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan memahami teks bacaan yang diperlukan dalam belajar siswa.  Berikut langkah-langkah metode membaca:
(1) pemberian kosakata dan istilah yang dianggap sukar dari guru ke siswa. Hal ini diberikan dengan definisi dan contoh ke dalam kalimat
(2) Penyajian bacaan di kelas. Bacaan dibaca dengan diam selama 10-15 menit (untuk mempercepat waktu, bacaan dapat diberikan sehari sebelumnya)
(3) Diskusi isi bacaan dapat melalui tanya jawab
(4) Pembicaraan tata bahasa dilakukan dengan singkat. Hal itu dilakukan jika dipandang perlu oleh guru
(5) Pembicaraan kosakata yang relevan
(6) Pemberian tugas seperti mengarang (isinya relevan dengan bacaan) atau membuat denah, skema, diagram, ikhtisar, rangkuman, dan sebagainya yang berkaitan dengan isi bacaan.
7) Metode Tematik
Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. Yang perlu dipahami adalah bahwa tema bukanlah tujuan tetapi alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tema tersebut harus diolah dan disajikan secara kontekstualitas, kontemporer, konkret, dan konseptual.  Tema yang telah ditentukan haruslah diolah dengan perkembangan lingkungan siswa yang terjadi saat ini. Begitu pula isi tema disajikan secara kontemporer sehingga siswa senang. Apa yang terjadi sekarang  di lingkungan siswa juga harus terbahas dan terdiskusikan di kelas. Tema tidak disajikan secara abstrak tetapi diberikan secara konkret. Semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan logika yang dipunyainya. Konsep-konsep dasar tidak terlepas. Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman.
8. Metode Kuantum
Quantum Learning (QL) merupakan metode pendekatan belajar yang bertumpu dari metode Freire dan Lozanov. QL mengutamakan kecepatan belajar dengan cara partisipatori peserta didik dalam melihat potensi diri dalam kondisi penguasaan diri. Gaya belajar mengacu pada otak kanan dan otak kiri menjadi ciri khas QL. Menurut QL bahwa proses belajar mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala sesuatu dapat berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi, serta sejauh mana guru mengubah lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajaran maka sejauh itulah proses belajar berlangsung. Hubungan dinamis dalam lingkungan kelas merupakan landasan dan kerangka untuk belajar. Dengan begitu, pembelajar dapat mememori, membaca, menulis, dan membuat peta pikiran dengan cepat.
9) Metode Diskusi
Diskusi adalah proses pembelajaran melalui interaksi dalam kelompok. Setiap anggota kelompok saling bertukar ide tentang suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah,menjawab suatu pertanyaan, menambah pengetahuan atau pemahaman, atau membuat suatu keputusan. Apabila proses diskusi melibatkan seluruh anggota kelas, pembelajaran dapat  terjadi secara langsung dan bersifat student centered  (berpusat pada siswa). Dikatakan pembelajaran langsung karena guru menentukan tujuan yang harus dicapai melalui diskusi, mengontrol aktivitas siswa serta  menentukan fokus dan keberhasilan pembelajaran. Dikatakan berpusat kepada siswa karena sebagian besar input  pembelajaran berasal dari siswa, mereka secara aktif dan meningkatkan belajar, serta mereka dapat menemukan hasil diskusi mereka.
10)  Metode Kerja Kelompok Kecil (Small-Group Work)
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok kecil merupakan metode yang banyak dianjurkan oleh para pendidik. Metode ini dapat dilakukan untuk mengajarkan materi-materi khusus. Kerja kelompok kecil merupakan metode pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Siswa dituntut untuk memperoleh pengetahunan sendiri melalui bekerja secara bersama-sama. Tugas guru hanyalah memonitor apa yang dikerjakan siswa. Yang ingin diperolah melalui kerja kelompok adalah kemampuan interaksi sosial, atau kemampuan akademik atau mungkin juga keduanya



BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan

Jadi tindak tutur merupakan analisis pragmatik, yaitu cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa dari aspek pemakaian aktualnya. Leech (1983:5-6) menyatakan bahwa pragmatik mempelajari maksud ujaran (yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan) menanyakan apa yang seseorang maksudkan dengan suatu tindak tutur dan mengaitkan makna dengan siapa berbicara kepada siapa, di mana, bilamana, bagaimana.

B.      Saran

Berdasarkan kajian prakmatik (Fungsi bahasa), maka disarankan kepada pembaca untuk dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam karya sastra mengenai kritik dari sudut pandang prakmatik yang terdapat pada Analisis Penggunaan Bahasa Sms Pada Remaja dengan demikian nantinya diharapkan akan ada lagi penelitian mengenai kritik dari sudut pandang prakmatik yang lebih bervariasi dan kajiannya lebih mendalam. Disarankan kepada pembaca hendaknya menyadari betapa pentingnya kajian kritik dari sudut pandang prakmatik ini, karena dengan kajian kritik dari sudut pandang prakmatik ini kita akan lebih mudah mengetahui kekurangan dan kelebihan sebuah Analisis tentang prakmatik.






DAFTAR PUSTAKA

Posted by: aguswuryanto on: August 22, 2010
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Cet. II. Jakarta. Bumi Aksara. 2008.
Pasaribu I. L. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya. 1989. Posted google.