Status : Sudah Diterbitkan di Majalah GERBANG
Tarakan UBT.
Karya :
Syamsul Bachri
Tema :
Kearifan budaya lokal
Alur/plot : Campuran
Latar :
Guru yang berada didaerah pedalaman
Tokoh utama : Pak guru ule
Tokoh sentral : Ilham (sahabat ule)
Tokoh pembantu : Istri ule, anak laki-laki ule, kepala sekolah dan murid
ule.
“ Guru Perbatasan ”
“Ule”, itu
adalah nama seorang guru yang berada di daerah suku punan, bisa dikatakan desa
yang sangat jauh dari daerah perkotaan, “desa pedalaman”. Long buang itu nama
desa kecil yang dibanggakan oleh guru SD seperti ule, karena desa long buang
sangat kaya akan alam. Di desa long buang apa saja bisa dicari asalkan berbau
alam. berburu hewan payau adalah hobi ule, bermodal senjata kaleber laras panjang
rakitan sendiri, dia bisa membawa pulang payau hasil tangkapannya. Ule adalah
laki-laki yang sabar,tabah, paling suka makan pucuk singkong yang ditumbuk
halus dengan alat penumbuk. mereka menamakan alat penumbuk itu lesung terbuat
dari kayu ulin berbentuk petak ditengahnya ada lubang yang semakin dalam
semakin kecil lubang itu. Mereka menamakan makanan itu tung ubi meca. Pucuk
singkong yang ditumbuk halus dan ditumis, tentunya menghaluskannya menggunakan
penumbuk lesung. Itu adalah makanan kesukaan ule dia sangat lahap jika lauknya
tung ubi meca. Ule sangat ramah terhadap orang disekitar tempat tinggalnya, dia
juga orang yang sangat berbudi pekerti luhur.
SD tungun paku itu nama sekolah tempat ule mengajar.
Setiap pagi ule mendidik anak-anak kampungnya agar menjadi anak-anak yang
cerdas. Ule hanya ingin menaikan derajat orang kampung agar tidak buta huruf,
setidaknya bisa membaca dan menulis agar tidak mudah tertipu bila suatu saat
pergi kekota. Di kampung ule yaitu desa long buang, sangat melekat adat istiadat
suku dayak, telinga yang berlubang besar bergelantungan banyak besi bundar
sebagai anting, tato ukiran dayak ditangan dan dikaki, itu menjadi cirihas
orang tertua didesa ule yaitu suku dayak.
Ule mengajar dengan penuh ikhlas dan sangat
bersemangat, dia mengajarkan murid-muridnya mulai dari pelajaran menghitung
samapai berbahasa indonesia yang baik dan benar. Dikampung ule sudah jadi
tradisi mengajar dengan bahasa daerah (dayak) bercampur bahasa indonesia . karena
murid-muridnya tidak terlalu paham dengan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Ule sebagai pelopor mendidik dan mengajarkan mereka berbahasa indonesia walau
perlahan. murid ule belum menggunakan seragam sekolah karena sekolah mereka
tidak terlalu dihiraukan oleh pemerintah. jarak yang membuat itu bermasalah,
karena dari desa long buang membutuhkan 1 hari perjalanan mengunakan perahu
kecil bermesinkan ketinting 15 PK untuk tembus kekota. Air sungainya dangkal
penuh dengan batu-batu sehingga membentuk seperti giram kecil. Kampung ule
tidak dapat ditembus dengan perahu besar karena airnya dangkal. Tetapi ule
tidak pernah mengeluh dengan semua itu, malah dia semakin bersemangat mengajar
untuk murid-murid tersayangnya walau gaji seorang guru terbatas untuk memberi
hidup keluarganya. Ule hanya mengharap kebijakan pemerintah untuk memperbaiki sekolah tempat mereka
mengajar yang sudah bocor dan rusak serta menaikan gaji guru, khususnya guru
yang berada didaerah pedalaman seperti ule.
Bukan ule namanya kalo tidak mau berjuang keras, karena ule adalah
tipekal orang yang suka bekerja keras.
Selain mengajar ule setiap pulang sekolah mencari
ikan dengan jala buatannya sendiri, tidak lupa dia membawa dulang
dipunggungnya, persiapan untuk mencari emas. Desa long buang sangat kaya dengan kekayaan alamnya selain mencari
emas ule juga seorang petani yang rajin bercocok tanam. Saat menjala ikan dan
mencari emas ule tidak lupa membawa istri dan anak laki-lakinya, mereka biasa
menggunakan perahu kecil dan mesin ketinting untuk melawan arus yang sangat
deras. Canda dan tawa selalu menghiasi keluarga kecil itu. Ule juga mengajarkan
anaknya menjala agar suatu saat nanti anaknya bisa mencari ikan menggunakan
jala. Saat ikan mulai berkurang dan emas mulai susah didapatkan musim bercocok
tanampun tiba, biasanya dikampung ule mempunyai tradisi bergotong royong untuk
bercocok tanam. caranya bergantian dari ladang satu keladang lainya, masyarakat
desa long buang sangat berjiwa sosial, Penuh semangat dan mau bekerja keras.
Pada saat musim bercocok tanam semua warga kampung sibuk dengan ladang mereka
masing-masing, biasanya sekolah diliburkan agar anak-anak bisa membantu orang
tuanya.
Nugal itu
bahasa keren mereka untuk bercocok tanam didaerah pergunungan, sehingga beras
itu dinamakan beras gunung. Warga kampung harus melakukan hal itu karena
kebutuhan untuk tetap bertahan hidup, biasanya bila panen tiba mereka menaruh
hasil panen mereka di lumbung padi yang sengaja dibuat untuk menampung padi
yang sudah dipanen agar memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ule mulai membuat ribuan lubang ditanah berbukit
miliknya, sang anak dan istri tugasnya menabur benih kedalam lubang tersebut
agar menghasilkan padi yang harum dan
enak, alam yang membuat bibit itu subur. Berbeda dengan menanam padi disawah
kita harus menyemai padinya terlebih dahulu, sedangkan dikampung ule hanya
membersihkan dan membakar dedaunan dan pohon yang sudah kering serta tumbang ,
karena ditempatnya daerah perbukitan itulah yang menjadi pupuk alam mereka. ule
dan istrinyapun semakin sering menunggui benih padi mereka agar tidak dimakan
hewan liar. Semakin lama padi itu sudah siap untuk dipanen. Ule dan istri
sangat senang kerena hasil panennya kali ini memuaskan, tidak lupa ule
bersedekah kepada orang yang tidak mempunyai ladang, ule membagi hasil panennya
dengan tulus dan ikhlas. Inilah cara tuhan membagikan rezeki untuk umatnya dari
tangan seperti ule pantas membagi rezeki tuhan itu.
Setelah usai masa bercocok tanam tiba saatnya ule
bertugas sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yaitu sebagai guru. Ule mengajar
anak anak didiknya seperti biasa, dengan semangat, dengan canda dan tawa,
anak-anak yang riang gembira. Itu sudah mewakili rasa haru hara yang beriak
didalam jiwa ule. Saat sepulangnya ule dari mengajar, ule bertemu dengan teman
lama dari kota yang mengadakan penelitian tentang budaya suku dayak didesa long
buang. Teman ule itu bernama ilham, dengan sepontan ule mengajak ilham
berbincang tentang masa-masa mereka sekolah dulu, tentang kenakalan, sering
bolos, sering ngerjain guru saat guru mengajar, semua itu membuat ule tertawa
lepas. Seakan-akan beban yang bertumpuk hilang begitu saja dengan tawa yang
lepas tak tentu arah.
Ule mengajak ilham berbincang-bincang kerumahnya
sambil berjalan mereka sambil bercerita. Setibanya dirumah ule, mereka berdua duduk
berlesehan, ule pun berteriank kencang dan gembira, uwe….. oh we….. itu adalah
panggilan ule terhadap istrinya, salah satu bahasa dayak yang artinya ibu.
Istrinyapun keluar dan berbahasa daerah dayak “inu iko mengin-mengin ake”, yang
artinya ada apa kamu pangil-panggil
saya? Ule berkata “uyan sungai areng” yang artinya buat air minum dulu untuk
tamu. Istrinya pun bergegas untuk membuatkan kopi khas dayak yang diolahnya
sendiri sehingga menjadi bubuk kopi yang dasyat rasa enaknya, beraromakan jahe
segar. Kopi itupun disodorkan kepada ilham, ilham berkata kopi apa ini kok
terasa segar dan wangi. Segera mencicipi kopi khas dayak itu dan berkomentar
sedap sekali rasa kopi ini, tentu saja sahut ule dengan bangga. Kopi itu buatan
istriku yang menjadi khas desa long buang ini, kau tau ilham aku sekarang
menggajar Sekolah Dasar di kampung ini. Oh begitu sahut ilham, apa muritmu
pintar-pintar kaya gurunya? Muridku sangat cerdas dan kreatif yah tidak kalah
dengan anak-anak dikota sana lah !!!. ohhhh ia aku ingat kemaren saya melihat pengguguman
ada lomba cerdas cermat antar sekolah dasar dikota seru ilham, bagai mana
murid-muridmu kau adu sobat dengan anak-anak sekolah dasar dikota sana. Kalau
menang sekolahmu akan dikenal dikalangan kota dan tidak diremehkan. Tapi jika
kalah ini akan jadi pengalamanmu dan murid-muridmu yang pertama. Bagaimana saudaraku apakah
tertarik? kalau yah aku akan membantumu saudara. Urusan pendaftaran aku yang
urusnya dikota. Setuju. Ule menjawab dengan semangat 45 sangat setuju, aku akan
buktikan orang kampung itu tidak sebodoh seperti perkiraan orang kota. Mereka
berdua tertawa dengan histeris.
Setelah SD Tungun Paku terdaftar sebagai peserta
cerdas cermat, ule semakin semangat mengajarkan anak-anak didiknya agar menjadi
siswa yang cerdas pikiran dan batin. Sehingga tidak membuat malu sekolah
mereka. Ule memilih siswa yang terlihat menonjol di sekolah tempat ia mengajar,
memilih beberapa untuk perwakilan mengikuti cerdas cermat dikota. Ule sebagai
guru pembimbing mereka, berusaha lebih giat untuk kemajuan sekolah dan
siswa-siswanya. Ilham mengkabari lewat surat yang dititipkan lewat orang
kampung disamping rumah ule, kebetulan bertemu dipelabuhan. Ilham mengkabari
bahwa cerdas cermat tinggal dua minggu lagi, tempat dan alamat diseleggarakan
cerdas cermat itu telah dilampirkan ilham lewat surat itu.
Ule semakin keras melatih anak-anak agar mencapai
hal yang benar-benar memuaskan. Hari demi hari ule terus mengajarkan anak-anak
didiknya dengan penuh semangat, dengan didukung kemandirian dari anak-anak
didiknya, tanpa disuruh anak-anak didiknya belajar dengan tekun dirumah mereka
masing-masing hingga hari yang ditunggu-tungu semakin mendekat. semakin lama
anak-anak menjadi percaya diri, dan ingin membuktikan bahwa mereka bukan duri
di dalam daging. Hingga hari yang telah dinanti-nanti mereka telah tiba, ule
mengumpulkan anak-anak yang akan ikut bertanding. Kepala sekolah SD tungun paku
sangat gembira karena anak-anak didikkan dari sekolahnya sangat semangat
mengikuti cerdas cermat tersebut. Ule
sebagai guru pembimbing meminta restu dari kepala sekolah agar mendoakan mereka
dan mensuport supaya membawa nama baik dan piala kesekolahan mereka.
Berangkatlah ule dan rombonggannya, menuju kota,
anak-anak bersorak gembira karena sebentar lagi akan melihat kota yang besar.
Sepanjang jalan anak-anak dipimpin ule menyanyikan lagu-lagu perjuangan
indonesia. Agar anak-anak tidak merasa jenuh dengan perjalanan yang jauh ini.
Sore haripun telah menurunkan sinarnya, langit
terlihat merah, sangat sejuk dipandang mata, sehingga hati tak mampu
mengungkapkan apa arti keindahan dilangit itu. Ini yang dinamakan rahasia alam
semesta yang diciptakan oleh tuhan maha pencipta segalanya. Sore itu rombongan
ule sampai kekota yang penuh dengan kendaraan yang seperti semut, ule binggung
membawa anak-anak menyebrang jalan. Anak-anakpun matanya tersorot keatas
melihat gedung-gedung yang tinggi karena dikampung mereka tidak ada hal seperi
yang mereka lihat, hanya pohon yang menjulang tinggi. Salah satu anak bertannya
kepada ule, pak itu namanya pohon apa pak menunjuk kearah gedung ? ule pun
merasa kaget dan sedikit lucu, dengan perlahan ule menjelaskan. Itu namanya
gedung nak yang terbuat dari pasir, semen, dan bebatuan alam bukan pohon.
Mengerti…? , anak itupun mengagguk. Tak terasa lama perjalanan akhirnya mereka
sampai dengan berjalan kaki, mereka sangat disambut dengan senyuman hangat dari
para penitia dan menunjukkan tempat untuk SD tungun paku. Sambil menunggu acara
dimulai, ule menceritakan dongeng anak-anak buat mereka, tujuanya menghilangkan
gugup anak-anak.
Asik bercerita acarapun dimulai dan memanggil setiap
perwakilan untuk memenuhi tempat yang telah disediakan, setelah sambutan dari
ketua panitia, cerdas cermatpun mulai diselenggarakan. Pertanyaan pertama
hingga babak pertama selesai SD tungun paku belum menjawab satupun pertanyaan yang diberikan, ule menjadi risau
dan gelisah. Ule memberikan semangat dan tepuk tanggan untuk murid-muridnya.
Anak-anak didiknyapun mulai tersenyum dengan menatap semangat diraut wajah sang
guru. Babak kedua pun dimulai dan
pertanyaanpun di lemparkan, kali ini berbeda dari sebelumnya SD tungun paku
membabat habis soal-soal yang diberikan tak memberi kesempatan pada SD lain.
Begitu juga dengan babak terakhir, pertanyaan semua terbabat hingga sisa
pertanyaan yang terkhir. keadaan menjadi sunyi senyap, tidak ada yang bisa
menjawab. Tiba-tiba bel SD tungun paku berbunyi dan menjawab pertanyaan dengan
sempurna. Pertandinganpun usai, sehingga juri berembuk untuk menentukan siapa
yang menjadi juara. 30 menit telah berlalu dan juripun kembali keposisi masing
masing, salah satu juri naik keatas panggung menggugumumkan sang juara.
Setelah menyampaikan sepatah dua patah kata juri membacakan
hasil dari rapat. Juara tiga dari SD tawakal penonton bersorak, juara dua dari
SD nurul huda, juara faforit dari SD batu karang, dan juara satu…. penontonpun mulai senyap dengan suara lantang
juri menyebutkan nama. Adalah…….SD…Tungun Paku. Ule pun terloncat dari kursinya
bersorak dengan gembira, senyum menghiasi wajah anak-anak yang riang gembira.
Semua itu hasil kerja keras mereka selama ini, membuahkan hasil yang sangat
baik.
Ule pun pulang dengan membawa segumpal rasa bangga
yang luar biasa, piala,piagam, serta uang pembinaan dipakai untuk memperbaiki
ruangan kelas mereka yang sudah rusak dimakan waktu, sedangkan piala dan piagam
dipajang diruangan kepala sekolah untuk pertama kalinya sekolah itu membawa
berkah dan sejuta semangat yang begitu berapi-api.
Selanjutnya ule sang guru pedalaman melanjutkan
kegiatanya menjadi seorang pahlawan tanpa tanda jasa, penuh semangat, penunh
perjuangan dan penuh dengan keceriaan serta kerja keras untuk sekolah tungun
paku.
“TAMAT”
Lampiran
Curriculum vitae
Data Personal
Nama : Syamsul Bachri
Tempat/Tgl
Lahir : Tanjung selor, 08 Agustus
1987
Jenis
Kelamin : Laki-Laki
Alamat
: jln.mamburungan
kampung 4 tarakan timur
Hobby
: Mancing Ikan
Telpon
: 08524600615
Pendidikan
2008
– sekarang : Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Borneo Tarakan
2002
– 2005 : SMKN 1 Tanjung
selor, Kabupaten Bulungan
1999
– 2002 : MTSN Tanjung
Selor, Kabupaten Tanjung Selor
1992
– 1999 : SDN Batali
Banjarmasin Kecamatan Barabai
Organisasi
2010 – Sekarang :
Anggota Persatuan Mahasiswa Kabupaten Bulungan
2010 – Sekarang :
Anggota Bulungan Music Community (BMC)
2010 – 2011 :
Ketua Seni Minat dan Bakat Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Seni FKIP
Univ.Borneo Tarakan
2009 – 2010 :
Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Seni FKIP
2006 – 2008 :
Anggota Komunitas Muda Kreatif (KOMET)
Univ.Borneo Tarakan
Ekstra
kurikuler
1. Pernah
megikuti Drumband SMKN 1 Tanjung Selor (Trompet T1)
2. Pernah
memerankan Vidio Drama dengan judul elegi cinta nurmala
3. Vocalis
band Underhead hingga sekarang
4. Aktifis UBT.
a