Makalah Teori Belajar Bahasa Syamsul Bachri


MAKALAH
TEORI BELAJAR BAHASA

BELAJAR BAHASA DENGAN
BEBERAPA METODE



Oleh:
Kelompok 5

1. Syamsul Bachri
2. rosalia
                                                            3. dewi
                                               



logo borneo







Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Borneo
2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , atas segala nikmat , taufik , dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah Belajar Bahasa Dengan Beberapa Metode ini dapat berjalan dengan baik .
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Teori Belajar Bahasa yang telah diberikan . Dengan tersusunnya makalah ini ,maka pada kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan / usulan untuk perbaikan .
Untuk lebih sempurnanya makalah ini ,saya masih sangat memerlukan saran dan kritik dari pembaca , mengingat saya menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat kekurangan . Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca , amin .













BAB I
                                                                         PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Salah satu sarana untuk mencapai tujuan pembangunan nasional adalah melalui pendidikan yang akan menghasilkan manusia-manusia pembangunan yang cerdas dan terampil, yang menjadi tujuan pendidikan nasional. Di dalam tahap MPR RI. No. 11/MPR 1988 (GBHN) tercantum bahwa :
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, bertanggungjawab, mandiri,   cerdas, dan terampil, serta sehat jasmani dan rohani (Sekretariat Negara RI Undang-undang Dasar P4 GBHN 103).

Sebagai konsekuensi dari tujuan tersebut di atas, maka seyogianya pemerataan pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan kunci utama dalam menyukseskan pembangunan di bidang pendidikan. rendahnya kualitas pendidikan ditandai oleh rendahnya hasil belajar yang dicapai pelajar atau siswa. Menurut hasil penelitian Tim Penilaian dari badan penelitian dan pembangunan pendidikan dan kebudayaan (BP3K) mengatakan bahwa “salah satu sebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah cara guru mengajar yang kurang baik di berbagai tingkat sekolah” (Muh. Al Guru, 1989).

Dalam konteks pendidikan formal kegiatan utama pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar, dengan kata lain kegiatan belajar mengajar merupakan inti proses dalam pendidikan yang paling utama. Jadi, yang utama dalam upaya kebaikan adalah meliputi semua komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar seperti guru, murid, tujuan, metode, materi ajar, dan waktu yang dikelola dengan baik agar setiap komponen dapat berperan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Untuk melaksanakan suatu proses belajar yang efisiens dan efektif sesuai dengan tuntutan zaman tidak mungkin dicapai hanya karena metode yang bersifat komunikatif satu arah, melainkan metode yang bersifat multi arah yakni antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.

Pada dasarnya dalam melaksanakan pembelajaran faktor yang paling mempengaruhi adalah lingkungan dan iklim. Pembelajaran haruslah menarik dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajarannya. Berbeda dengan Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah Makassar yang masih menerapkan pembelajaran yang konvensional yaitu pembelajaran yang dilakukan di kelas dengan metode ceramah. Sekolah ini juga mempunyai karakteristik siswa yang beragam. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk meneliti penerapan pembelajaran yang dapat menciptakan situasi belajar yang efektif, dapat memotivasi siswa atau merangsang siswa untuk belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Adapun penerapan yang dimaksud peneliti adalah pembelajaran umpan balik yaitu pembelajaran yang memberikan informasi kembali atau inforcement tentang hasil yang diperolehnya pada saat ulangan, dengan itu mereka dapat mengetahui apakah telah atau belum mengerti tentang apa yang diajarkan. Dengan ini dapat memberikan penguat pada mereka atau siswa untuk penampilan yang berhasil.

B.     RUMUSAN MASALAH

a.      Bagaimana belajar bahasa dengan beberapa metode?

C.    TUJUAN

a.      Agar dapat memahami metode-metode yang digunakan dalam belajar bahasa





BAB II
LANDASAN TEORI

A. Hakikat Metode Pembelajaran Bahasa
Apa sesungguhnya metode itu ? Jika kita mencoba memperhatikan berbagai metode yang ada sekarang, pertanyaan yang timbul ialah apakah sesungguhnya metode itu ? Jawaban terhadap pertanyaan ini tampaknya tergantung pada orang yang memberi jawabannya. Ada sebagian yang mengatakan “penentuan bahan yang akan diajarkan”, adapula yang mengatakan “cara-cara penyajian bahan”, dan sebagainya.Yang jelas apa yang dinamakan metode itu mencakup beberapa faktor, yaitu penentuan bahan, penentuan urutan bahan, cara-cara penyajian, dan sebagainya semuanya itu dilandaskan pada suatu sistem tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Ada kalanya seorang pengajar perlu menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu. Dengan variasi beberapa metode selain tidak membosankan, pada suatu saat dapat mengatasi kekurangan pengajar dalam hal-hal tertentu. Tak ada satu metodepun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain. Setiap metode mempunyai karateristik tertentu dengan segala kelebihan serta kelemahan masing-masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi tidak tepat untuk situasi lain. Juga suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan tertentu, tetapi ada kalanya belum berhasil dengan baik jika digunakan oleh pengajar lain.

B. Metode
Pembelajaran Bahasa

            Pada dasarnya antara metode pembelajaran bahasa dan metode-metode lain, tak banyak bedanya. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah apa yang dimaksud oleh tujuan pembelajaran itu sendiri. Semua situasi pembelajaran, apakah baik atau jelek, mencakup beberapa aspek; yaitu, a) pemilihan bahan, b) peningkatan bahan dan c) cara-cara penyajian mated pembelajaran serta cara-cara pengulangan mated tersebut..

a. Pemilihan materi perlu dilakukan,
 karena tidaklah mungkin membelajarkan semua hal yang tercakup dalam bidang ilmu yang sangat luas itu. Oleh karena itu terpaksa perlu diadakan pemilihan, mana diantaranya yang diajarkan sesuai dengan tujuan pembelujaran yang akan dicapai. Peningkatan dan penentuan urutan pemberian materi secara sekaligus diajarkan. Dalam hal ini terpaksa pembelajaran bagian-bagian tertentu lebih dulu dad bagian-bagian yang lain. Cara-cara penyajian materi perlu dipikirkan karena tak mungkin diajarkan sesuatu dengan hasil baik jika tidak dipikirkan cara-cara penyajian mana yang dapat memperoleh hasil sebagaimana yang diinginkan oleh tujuan yang ingin dicapai. Pengulangan pemberian materi perlu diberikan, karena tak mungkin mempelajari sesuatu keterampilan hanya dari satu contoh. Semua keterampilan akan tergantung pada frekuensi latihan yang diperoleh.

b. Apakah bahasa itu ?
Bahasa adalah suatu pengertian yang luas dan kompleks. Bahasa adalah suatu sistem.Pertama adanya sistem bunyi. Sistem bunyi ini kenyataannya membentuk sistem bentuk. Dalam pemakaiannya sistem bentuk membentuk sistem struktur. Akhirnya sistem sistem itu membentuk sistem arti. Sistem-sistem ini dianalisis untuk dapat menentukan apa yang harus diajarkan. Analisis Itu Akan menghasilkan :
1. Adanya bunyi-bunyi bahasa
2. Adanya bunyi-bunyi bahasa yang mempunyai arti.
3. Adanya bentuk-bentuk yang mempunyai arti
4. Adanya jenis-jenis urutan tertentu jika bentuk-bentuk yang mempunyai arti itu muncul  bersama-sama.
5. Adanya sistem bentuk-bentuk dan pola-pola urutan membentuk unit-unit arti.
C. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran Bahasa
1) Metode Audiolingual
Metode audiolingual sangat mengutamakan drill (pengulangan). Metode itu muncul karena terlalu lamanya waktu yang ditempuh dalam belajar bahasa target. Padahal untuk kepentingan tertentu, perlu penguasaan bahasa dengan cepat. Dalam audiolingual yang berdasarkan pendekatan struktural itu, bahasa yang diajarkan dicurahkan pada lafal kata, dan pelatihan pola-pola kalimat berkali-kali secara intensif. Guru meminta siswa untuk mengulang-ulang sampai tidak ada kesalahan.  Langkah-langkah yang biasanya dilakukan adalah :
(a) penyajian dialog atau teks pendek yang dibacakan guru berulang-ulang dan siswa menyimak tanpa melihat teks yang dibaca,
(b) peniruan dan penghafalan teks itu setiap kalimat secara serentak dan siswa menghafalkannya,
(c) penyajian kalimat dilatihkan dengan pengulangan,
(d) dramatisasi dialog atau teks yang dilatihkan kemudian siswa memperagakan di depan kelas, dan
(e) pembentukan kalimat lain yang sesuai dengan yang dilatihkan



2) Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikkan ke dalam tujuan konkret yang merupakan produk akhir. Sebuah produk di sini dimaksudkan sebagai sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis, diutarakan, atau disajikan ke dalam nonlinguistis. Sepucuk surat adalah sebuah produk. Demikian pula sebuah perintah, pesan, laporan, atau peta, juga merupakan produk yang dapat dilihat dan diamati. Dengan begitu, produk-produk tersebut dihasilkan melalui penyelesaian tugas yang berhasil.  Contohnya menyampaikan pesan kepada orang lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan itu dapat dipecah menjadi:
(a) memahami pesan,
(b) mengajukan pertanyaan untuk menghilangkan keraguan,
(c) mengajukan pertanyaan untuk memperoleh lebih banyak informasi,
(d) membuat catatan,
(e) menyusun catatan secara logis, dan
(f) menyampaikan pesan secara lisan. Dengan begitu, untuk materi bahasan penyampaian pesan saja, aktivitas komunikasi dapat terbangun secara menarik, mendalam, dan membuat siswa lebih intensif.
3) Metode Produktif
Metode produktif diarahkan pada berbicara dan menulis. Siswa harus banyak berbicara atau menuangkan gagasannya. Dengan menggunakan metode produktif diharapkan siswa dapat menuangkan gagasan yang terdapat dalam pikirannya ke dalam keterampilan berbicara dan menulis secara runtun. Semua gagasan yang  disampaikan dengan menggunakan bahasa yang komunikatif. Yang dimaksud dengan komunikatif di sini adalah adanya respon dari lawan bicara. Bila kita berbicara lawan bicara kita adalah pendengar, bila kita menulis lawan bicara kita adalah pembaca.
4) Metode Langsung
Metode langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adalah belajar yang langsung menggunakan bahasa secara intensif dalam komunikasi. Tujuan metode langsung adalah penggunaan bahasa secara lisan agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah seperti penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat.  Siswa diberi latihan-latihan untuk mengasosiasikan kalimat dengan artinya melalui demonstrasi, peragaan, gerakan, serta mimik secara langsung.
5) Metode Partisipatori
Metode pembelajaran partisipatori lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukkan sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa dapat menemukan hasil belajar. Guru hanya bersifat sebagai pemandu atau fasilitator.  Dalam metode partisipatori siswa aktif, dinamis, dan berlaku sebagai subjek. Namun, bukan berarti guru harus pasif, tetapi guru juga aktif dalam memfasilitasi belajar siswa dengan suara, gambar, tulisan dinding, dan sebagainya. Guru berperan sebagai pemandu yang penuh dengan motivasi, pandai berperan sebagai moderator dan kreatif. Konteks siswa menjadi tumpuan utama.
6) Metode Membaca
Metode membaca bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan memahami teks bacaan yang diperlukan dalam belajar siswa.  Berikut langkah-langkah metode membaca:
(1) pemberian kosakata dan istilah yang dianggap sukar dari guru ke siswa. Hal ini diberikan dengan definisi dan contoh ke dalam kalimat
(2) Penyajian bacaan di kelas. Bacaan dibaca dengan diam selama 10-15 menit (untuk mempercepat waktu, bacaan dapat diberikan sehari sebelumnya)
(3) Diskusi isi bacaan dapat melalui tanya jawab
(4) Pembicaraan tata bahasa dilakukan dengan singkat. Hal itu dilakukan jika dipandang perlu oleh guru
(5) Pembicaraan kosakata yang relevan
(6) Pemberian tugas seperti mengarang (isinya relevan dengan bacaan) atau membuat denah, skema, diagram, ikhtisar, rangkuman, dan sebagainya yang berkaitan dengan isi bacaan.
7) Metode Tematik
Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. Yang perlu dipahami adalah bahwa tema bukanlah tujuan tetapi alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tema tersebut harus diolah dan disajikan secara kontekstualitas, kontemporer, konkret, dan konseptual.  Tema yang telah ditentukan haruslah diolah dengan perkembangan lingkungan siswa yang terjadi saat ini. Begitu pula isi tema disajikan secara kontemporer sehingga siswa senang. Apa yang terjadi sekarang  di lingkungan siswa juga harus terbahas dan terdiskusikan di kelas. Tema tidak disajikan secara abstrak tetapi diberikan secara konkret. Semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan logika yang dipunyainya. Konsep-konsep dasar tidak terlepas. Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman.
8. Metode Kuantum
Quantum Learning (QL) merupakan metode pendekatan belajar yang bertumpu dari metode Freire dan Lozanov. QL mengutamakan kecepatan belajar dengan cara partisipatori peserta didik dalam melihat potensi diri dalam kondisi penguasaan diri. Gaya belajar mengacu pada otak kanan dan otak kiri menjadi ciri khas QL. Menurut QL bahwa proses belajar mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala sesuatu dapat berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi, serta sejauh mana guru mengubah lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajaran maka sejauh itulah proses belajar berlangsung. Hubungan dinamis dalam lingkungan kelas merupakan landasan dan kerangka untuk belajar. Dengan begitu, pembelajar dapat mememori, membaca, menulis, dan membuat peta pikiran dengan cepat.
9) Metode Diskusi
Diskusi adalah proses pembelajaran melalui interaksi dalam kelompok. Setiap anggota kelompok saling bertukar ide tentang suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah,menjawab suatu pertanyaan, menambah pengetahuan atau pemahaman, atau membuat suatu keputusan. Apabila proses diskusi melibatkan seluruh anggota kelas, pembelajaran dapat  terjadi secara langsung dan bersifat student centered  (berpusat pada siswa). Dikatakan pembelajaran langsung karena guru menentukan tujuan yang harus dicapai melalui diskusi, mengontrol aktivitas siswa serta  menentukan fokus dan keberhasilan pembelajaran. Dikatakan berpusat kepada siswa karena sebagian besar input  pembelajaran berasal dari siswa, mereka secara aktif dan meningkatkan belajar, serta mereka dapat menemukan hasil diskusi mereka.
10)  Metode Kerja Kelompok Kecil (Small-Group Work)
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok kecil merupakan metode yang banyak dianjurkan oleh para pendidik. Metode ini dapat dilakukan untuk mengajarkan materi-materi khusus. Kerja kelompok kecil merupakan metode pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Siswa dituntut untuk memperoleh pengetahunan sendiri melalui bekerja secara bersama-sama. Tugas guru hanyalah memonitor apa yang dikerjakan siswa. Yang ingin diperolah melalui kerja kelompok adalah kemampuan interaksi sosial, atau kemampuan akademik atau mungkin juga keduanya



BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan

Jadi tindak tutur merupakan analisis pragmatik, yaitu cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa dari aspek pemakaian aktualnya. Leech (1983:5-6) menyatakan bahwa pragmatik mempelajari maksud ujaran (yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan) menanyakan apa yang seseorang maksudkan dengan suatu tindak tutur dan mengaitkan makna dengan siapa berbicara kepada siapa, di mana, bilamana, bagaimana.

B.      Saran

Berdasarkan kajian prakmatik (Fungsi bahasa), maka disarankan kepada pembaca untuk dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam karya sastra mengenai kritik dari sudut pandang prakmatik yang terdapat pada Analisis Penggunaan Bahasa Sms Pada Remaja dengan demikian nantinya diharapkan akan ada lagi penelitian mengenai kritik dari sudut pandang prakmatik yang lebih bervariasi dan kajiannya lebih mendalam. Disarankan kepada pembaca hendaknya menyadari betapa pentingnya kajian kritik dari sudut pandang prakmatik ini, karena dengan kajian kritik dari sudut pandang prakmatik ini kita akan lebih mudah mengetahui kekurangan dan kelebihan sebuah Analisis tentang prakmatik.






DAFTAR PUSTAKA

Posted by: aguswuryanto on: August 22, 2010
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Cet. II. Jakarta. Bumi Aksara. 2008.
Pasaribu I. L. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya. 1989. Posted google.


0 Responses