07.31
|
by syamsul bachri
Dia teramat malang
“Realita
kehidupan”
Busss…
buss.. busss…
Ketika tiga
perjaka ini lari dari pengawasan sekolah, seperti biasa
anak sungai kayan selalu menjadi tempat mereka melepas penat. Mandi di
anak sungai kayan, itu adalah suatu kegiatan menyenangkan buat tiga perjaka
desa , Badarudin, cecep dan rendy.
“ boy kenapa kau
lari tadi untung saja bajumu tidak robek” !
“ ah.. tak usah
lah kau banyak perotes”
“kalian
berdua itu sama saja” ?!
“eh boy yang
duluan lari itu siapa aku atau kau ?”
“ aku lari
karena dorang yang duluan teriak bilang kita bolos, larilah aku !”
“ sudahlah males
ribut sama kalian berdua!?”
Tak ada hari
yang terlewatkan tanpa berlari sekencang-kencangnya karena dikejar-kejar oleh
guru yang memergoki tiga pemuda ini sedang bolos di pinggiran jalan pangkalan
ojek asik bermain domino, seharusnya jam pelajaran kini jadi pelajaran
berhitung bulatan merah dan warna kuning yang berbentuk petak.
Rendy … ce-cep…
lari ada pak tumanggor dan pak dullah mereka
melihat kita ! cepat sebelum terlambat, tak ada kata untuk tukang ojek
yang bingung dengan tingkah anak muda yang hobbi berlari kencang, ini adalah
salah satu kelihaian mereka berlari kencang dan mencari gara-gara.
Cep… tunggu…
celanaku sobek, kakiku juga terluka tergores paku di pangkalan ojek tadi, aku
binggung cep arah mana yang harus ku ikut kau atau rendy. “oh ya rendy mana?”
rendy kearah yang berlawanan dengan kita cep. “yah sudah kita berdua pulang
besok jangan turun sekolah mengerti ?” baikalah
! aku kawatir dengan rendi cep, dia dimana sekarang ya?
Ampun pak… ampun
saya tidak akan mengulanginya lagi ?!
“Kemana dua temanmu yang bodoh itu?”
“Tidak tahu pak ! saya berpencar arahnya.”
“kalian bertiga sudah merusak nama sekolah,
sesuka hati memakai seragam sekolah di
pangkalan ojek main gaplek lagi. Mau jadi apa kalian? Tukang ojek hah…! atau mau jadi berandalan? begitu, dasar anak
tak tahu diuntung, kalian di didik disekolah ini agar menjadi orang besar bukan
preman besar mengerti ?!”
“Ia pak…!”
“Ini ada surat untuk orang tua, tolong
antarkan juga untuk kedua temanmu yang tak tahu diri itu?”
“Baik pak saya akan antarkan.”
“Pastikan suratnya sampai ketangan orang
tua kalian? Kalau tidak kalian akan dikeluarkan dari sekolah.”
“Baik saya mengerti !”
Tak
adahal yang membuatku jera kecuali surat ini aku takut ayah kaget dan masuk
rumah sakit lagi aku tak ingin hal itu terulang lagi, mungkin akanku bicarakan
dengan ibu. Aku tak ingin ayah Kambuh lagi sakit jantungnya.
“Asalamualaikum… bu rendy pulang…!?”
“Ya… didapur ibu sudah siapkan makananmu”
“Bu ayah mana?”
“masih erja nak, ada apa?”
“Ini ada surat dari sekolah bu… ibu
dipanggil kesekolah”
“kenapa nak, kamu bolos di pangkalan ojek
itu lagi?”
“ia bu tapi jangan beritahu ayah ya?”
“kamu ini nak bikin susah orang tua saja,
yah sudah suratnya taruh di tas ibu ?!”
Rendy sangat beruntung mempunyai seorang
ibu yang sangat memanjakan anaknya, kesalahan apapun yang rendy lakukan selalu
saja ibunya membereskan segalanya, tanpa sepengetahuan ayahnya.
01.02
|
by syamsul bachri
LEGENDA BULU TENGON
Di Pulau “Borneo” terdapat berbagai etnik, salah satunya adalah Dayak. Uma Afan ata sering diseebut sebagai Uma Gai, merupakan suku keluarga, yakni percampuran dua anak suku Dayak antara kenyah dengan Kayan. Masyarakat Apo Kayan Uma Afan didesa itu menghormati dan mentuakan salah seorang bernama Ku Anyi sehingga mereka sudah menganggapnya sebagai pemimpin. Sehari-hari mereka terlihat bahagia, padahal sebenarnya Ku Anyi menyimpan suatu kerisauan karena meskipun sudah tua namun keluarganya belum juga dikaruniai anak. Setiap malam, ia bersama istrinya berdoa agar Yang Maha Kuasa memberikan mereka anak yang akan menjadi penerusnya. Tanpa putus asa keduanya terus berdoa agat sang pencipta yang memberikan mereka anak yang akan menjadi penerusnya. Tanpa putus asa keduanya terus berdoa agar sang pencipta yang ada di kayangan mengabulkan keingian mereka. suatu hari, saat Ku Anyi berburu di hutan terdengar suara aneh dan anjingnya terus menjalak keras kearah pohon Jemlai. Ku Anyi mengikuti arah salak anjingnya, setelah menelitinya, ternyata di atas pohon itu terdapat Betengon (bambu betung) dan sebuah telur. Ia kemudian membawa bambu dan telur itu pulang kerumah. Esok pagi harinya, ketika Ku Anyi dan istrinya masih terlelap terbangun dengan kagetnya ketika terdengar guntur sangat dahsyat kemudian disusul suara jerit tangis bayi. Betapa terperanjatnya suami-istri itu, karena setelah melihat sekeliling rumah, ternyata suara itu berasal bayi putih bersih itu lahir dari bambu dan telur yang ia dapatka dari hutan. Ku Anyi dan istrinya bersuka cita karena apa yang mereka doakan ternyata dikabulkan Yang Kuasa. Ia memberikan nama bayi itu masing-masing untuk yang laki-laki Jau Iru (guntur besar) dan perempuan sebagai Lemlaisuri.
Diperkirakan, dari peristiwa tersebut maka lahir kata-kata Bulungon (bambu betulan/bambu yang hidup) yang kemudian menjadi Bulungan.
Nama anggota kelompok 2 :
Ketua : Dewi Octariani
1. Arifin
2. Tunggal Hardianto
3. Eka. W
4. Isliani
5. Rahmawaty
6. Jamalia
7. Reny tyani candra
8. Julestri
9. Desy indra kirana
10. Nostra
11. Mahyuddin
Naskah Legenda “Bulu Tengon”
Narasi pengantar :
Di Pulau Borneo terdapat berbagai etnik, salah satunya adalah suku Dayak. Suku Dayak terbagi atas beberapa suku besar yang terbagi lagi menjadi suku kecil, suku kecil terbagi lagi atas suku keluarga atau klan. Uma Afan merupakan suku keluarga, yakni percampuran dua suku Dayak antara Kenyah dan Kayan. Ku Anyi adalah seorang yang dituakan dan dihormati didalam masyarakat suku Apo Kayan Uma Afan.
|
Tarian
|
Saat pembacaan narasi :
Ku Anyi adalah seorang yang dituakan dan dihormati didalam masyarakat suku Apo Kayan Uma Afan.
|
Penari keluar stage
Peran ku anyi n istri ambil posisi
|
Ku Anyi menyapa istrinya yang sedang menumbuk padi dengan lesungnya dihalaman rumah, Ku Anyi bersiap ingin berburu dihutan bersama kedua temannya…
Ku Anyi (tunggal)
|
:
|
istriku, aku akan pergi berburu kehutan… sebelum malam gelap aku akan segera pulang…engkau sediakan makanan yang lezat ya… (sambil menepuk lembut bahu istrinya)
|
Istri (jamalia)
|
:
|
(tersenyum lembut) hati-hatilah selama berburu… bawalah tangkapan yang banyak…
|
Ku Anyi
|
:
|
Baiklah…aku harus segera pergi …mereka sudah menunggu… (menunjuk kearah teman-temannya)
|
mahyudin + arifin
|
:
|
(berpamitan kepada istri Ku Anyi)
|
Istri (jamalia)
|
:
|
(memandang ku anyi sampai menghilang dari pandangannya)
“Semoga yang kuasa selalu melindungi suamiku…(dalam hati)”
(membenahi padi-padinya dan membawanya masuk kedalam rumah)
|
………………..Musik dayak …………………
Kondisi berburu dengan menggunakan alat berburu khas suku dayak… posisi tubuh merunduk
Mahyudin
|
:
|
Ku Anyi…!! Itu disana…coba kau bidik…(berbisik)
|
Ku Anyi (tunggal)
|
:
|
Ssssttt … jangan bersuara…. (siap-siap membidik sasaran)
……………………………….daarr………………………………..
|
Mahyuddin + arifin
|
:
|
(bersorak)
|
………Musik dayak…….
Selama berburu dihutan mereka mendapatkan beberapa ekor hewan buruan…
Menuju jalan pulang…
arifin
|
:
|
Wah, lumayan juga tangkapan kita hari ini…(menunjukkan hasil buruannya)
|
mahyudin
|
:
|
Ku Anyi masih mahir saja engkau berburu…tidak ada yang meleset bidikanmu…
|
Ku Anyi (tunggal)
|
:
|
(tertawa kecil)… ambillah buruan ini seberapa yang kau butuhkan…
|
Mereka berbagi buruannya… (duduk /santai)
mahyudin
|
:
|
Ku Anyi, maaf ada yang ingin aku tanyakan…. / apa engkau tidak ingin mempunyai anak…??
|
Ku Anyi (tunggal)
|
:
|
Jelas aku sangat menginginkan anak didalam keluargaku…/ memangnya kenapa kau bertanya seperti itu…?
|
Arifin
|
:
|
Kami hanya sedikit khawatir dengan penerusmu…siapa yang akan meneruskannya jika engkau tidak memiliki penerus… engkau adalah pemimpin suku Apo Kayan Uma Afan…
|
Ku Anyi
(tunggal)
|
:
|
Penerusku telah dituliskan oleh sang Maha Kuasa… kelak kalian akan memiliki pemimpin yang lebih perkasa dariku…(tersenyum kecil)
|
mahyudin
|
:
|
Baiklah, aku percaya…!!/ mari, Ku Anyi kami duluan..
|
arifin
|
:
|
Ku Anyi…terima kasih hasil buruannya…(pamit pulang)
|
Ku Anyi
(tunggal)
|
:
|
Iya…mari-mari…
|
……………tirai dan iringan musik malam hari………………..
Keesokan harinya…
Istri Ku Anyi bersama ibu-ibu yang lainnya membuat anyaman tikar…
Jules datang dari belakang stage mendekati istri ku anyi…….
jules
|
:
|
Tante bisa aku bantu membuat tikarnya….
|
Istri kuanyi
(jamalia)
|
:
|
Boleh…sinilah…….
(Mengajarkan cara menganyam)
|
Ibu 1(isliani)
|
:
|
inay, maaf sebelumnya…engkau sudah sangat lama menikah… apa engkau
tak merasa sepi tanpa ada anak-anak didalam rumah kalian…(menunggu jawaban)
|
Istri Ku Anyi
(jamalia)
|
:
|
(tersenyum kecil sambil menoleh kearah ibu 1) walaupun kami belum dikaruniai seorang anakpun, itu tidak membuat kami harus selalu bersedih…/sang pencipta akan memberikan kami anak diwaktu yang tepat..
|
Ibu 2 (ike)
|
:
|
Aku tidak pernah melihat wajah sedihmu../ apa engkau bahagia..??
|
Istri Ku anyi(jamalia)
|
:
|
Cinta dan kasih sayang Ku Anyi yang tulus itulah yang membuat aku bahagia…
|
Ibu 2 (ike)
|
:
|
Bersabarlah….Tuhan pasti memberikannya suatu hari kelak….
|
Ibu 1 (isliani)
|
:
|
Iya…apalagi engkau adalah orang yang baik….Tuhanpun pasti memberikan yang terbaik
|
Ibu 3(reni)
|
:
|
Kita memang harus bersyukur dan bersabar dengan apa yang sudah digariskan yang maha kuasa….
|
…………………Ku Anyi masuk stage…………….
Ku Anyi melihat istrinya dari kejauhan sambil mengasah mandaunya…
Ku Anyi (tunggal)
|
:
|
Kasihan istriku……./ semoga Tuhan segera memberikan kami anak sebelum kematian menjemput kami……….…/ ya Tuhan tak pernah berhenti doa yang kami panjatkan untuk segala kasihMu…….(menatap keatas)
|
…………………musik ………………………….tirai………………….
Ku Anyi didatangi seorang wanita…
Wanita(desy)
|
:
|
Ku Anyi…(sapanya lembut)
|
Ku Anyi
(tunggal)
|
:
|
Siapa Engkau…?!
|
Wanita (desy)
|
:
|
Aku hanya ingin menitipkan sesuatu kepadamu…/ambillah disana (menunjuk kearah hutan)
|
Ku Anyi
(tunggal)
|
:
|
(menoleh kebelakang) dima…na…?? /hey…(bingung mencari-cari)
|
Wanita tersebut tiba-tiba menghilang… Ku Anyi terbangun dari tidurnya…..(tubuhnya bersandar )
Esokan harinya… Ku Anyi pergi kehutan untuk berburu…
Tiba-tiba terdengar suara aneh dari arah pohon Jemlai…dan anjingnya terus-terusan menyalak didekat pohon tersebut…ku Anyipun mendekati dan mencari tahu ada apa…
Ku Anyi
(tunggal)
|
:
|
Suara apa itu…? (mencari –cari lalu menuju arah pohon)/
(Ku anYi menemukan sepotong bamboo dan sebuah telur)
Bamboo dan Telur apa ini…??? (Tanya dengan wajah heran)/
Lebih baik aku bawa pulang saja….
|
Telur dan bamboo tersebut dibawa pulang …
……………………..tirai………………………..set rumah…………………..
Ku Anyi
(tunggal)
|
:
|
Istriku… aku mendapatkan ini dihutan…(sambil menunjukkannya)
|
Istri (jamalia)
|
:
|
Dimana engkau mendapatkan telur dan bamboo ini…?? (heran)
|
Ku Anyi
(tunggal)
|
:
|
Telur dan bambu ini aku dapatkan dipohon Jemlai……./makanya langsung aku bawa pulang saja…siapa tau bisa bermanfaat…
|
Istri (jamalia)
|
:
|
Baiklah, ini akan aku simpan saja dulu…
|
………………….tirai……………musik……………………suara kokok ayam……………………
Pagi harinya…
Ku Anyi dan istri yang masih tertidur… tiba-tiba terbangun dengan kagetnya ketika mendengar suara Guntur yang sangat keras dan terdengar suara jerit tangis bayi…
…………….suara guntur………….tangis bayi……………..
Lalu, mereka menuju arah suara itu dan dengan sangat terkejut….(stage depan)
Istri
|
:
|
Suamikuuu!!! ada 2 orang bayi….(bahagia)
|
Ku Anyi
|
:
|
Bayi siapa ini…??? (heran)
|
Istri
|
:
|
Bayi-bayi ini berasal dari telur dan bamboo betung… /mereka pasti dikirimkan untuk kita…
|
Ku Anyi
|
:
|
Terima kasih Tuhan…engkau telah mengabulkan doa kami…
|
…………….Ku anyi menggendong 1 bayi ……………..(dari duduk – berdiri )
| ||
Istri
|
:
|
Nama apa yang harus kita berikan kepada mereka…???
|
Ku anyi
|
:
|
Untuk yang laki-laki kita beri nama Jau Iru …/dan yang perempuan bernama Lemlaisuri…
|
…………………………….musik dayak……………………..tirai………………………..
Narasi:
18 belas tahun kemudian Jaui iru bayi yang berasal dari bamboo betung dan lemlaisuri bayi yang berasal dari telur tumbuh dewassa menjadi laki-laki yang gagh perkasa dan wanita yang cantik jelita.
|
………..jau iru dan lemlaisuri dewasa masuk stage……………….
Jau iru dan (mahyuddin + arifin) stage kanan
mahyudin
|
:
|
Jau….tidak terasa ternyata kamu sudah sangat dewasa dan tampan….dan itu….(menunjuk Lemlaisuri)…dia juga sudah menjadi gadis yang cantik….
|
Jau iru digodain oleh mahyuddin dan arifin
|
arifin
|
:
|
Iya jau…apakah engkau tidak menaruh hati padanya…
| |
Jau iru
(nostra)
|
:
|
Ah paman berdua ini…. Sukanya menggoda saja…./
aku memang menyayanginya….tapi Lemlai kan saudaraku paman…
| |
Arifin
|
:
|
Aaaahhhh…..pakai malu-malu segala..
| |
mahyudin
|
:
|
Semua orang juga sudah tau kalau kalian bukan saudara kandung…
|
Lemlaisuri dan (julestri + reni +isliani+ike) stage kiri
jules
|
:
|
Hey….kenapa kamu melihat jau seperti itu….
|
Lemlaisuri digodain karena ketahuan sedang memperhatikan jau iru….
|
Lemlaisuri
(eka)
|
:
|
Aku hanya melihat saja…apa yang sedang mereka lakukan….Jau itu kan saudaraku…
| |
Jules
|
:
|
Iya tapikan bukan saudara kandung…/ bukan hal yang mustahil kalau rasa sayangmu lebih dari saudara…/ iya kaaann…
| |
Reni
|
:
|
Sudah…sudah…jangan menggodanya terus…./ lihat tuh…wajahnya menjadi merah merona…
|
Ku anyi n istri masuk stage
Ku Anyi
|
:
|
Jau Iru…/ Lemlaisuri… kalin berdua sudah dewasa dan kalian juga sudah tahu bahwa kalian bukan saudara kandung…maka kami mau kalian berdua segera menikah…
|
Istri
|
:
|
Iya…anak-anakku…kamipun sudah sangat tua…kelak kalianlah yang akan menggantikan kami…
|
Lemlai +jau
|
:
|
Baiklah…amay…inay…
|
Ku anyi dan istri keluar stage…………..
Yang lainnya menari untuk merayakan pernikahan jau iru dan lemlaisuri ……….. (menari)
………………………..musik………………….
Seiring waktu yang terus berjalan…usia Ku Anyi pun telah sampai pada batas yang telah digariskan yang kuasa……….Ku Anyi wafat pada usia yang sudah sangat tua….. /Dan Jau Iru menggantikan ayahnya memimpin suku Kayan Uma Afan…………..
|
Ku anyi berbaring kaku…..(meninggal)………….istri dan yang lainnya bersedih (menangis)……
| ||
Wanita (desy)
|
:
|
Sabar lah….suamimu sudah pergi dengan damai………
|
Dan setelah wafatnya Ku Anyi , Jau Iru menggantikan Ku Anyi untuk memimpin warga Kayan Uma Afan.
Istri (jamalia)
|
:
|
Jau Iru… (memanggil)
|
Dari belakng stage….
|
Jau iru (nostra)
|
:
|
Iya inay…..
| |
Istri (jamalia)
|
:
|
amaymu sudah tidak ada…inilah saatnya kamu memimpin suku Kayan Uma Afan..
| |
Jau (nostra)
|
:
|
Baik inay…saya siap menggantikan amay untuk memimpin Suku Kayan Uma Afan…
|
Istri Ku Anyi memberikan Mandau KU Anyi sebagai tanda menyematan. Maka Jau Iru telah menjadi seorang pemimpin menggantikan kepemimpinan Ku Anyi.
……………….warga bersorak………………….
Narasi penutup:
Dari peristiwa inilah maka lahir kata-kata Bulungon yang kemudian menjadi Bulungan, kini menjadi nama sebuah suku bangsa yakni “Suku Bulungan”.
Bulu adalah bamboo dan Tengon adalah sesuatu yang benar atau nyata.
Dan Bulungon adalah bamboo yang hidup.
|
Seluruh pemain kumpul distage………….memberi hormat……………….
Langganan:
Postingan (Atom)